Minggu, 04 September 2016

PENGANTAR BISNIS "INDUSTRI KERAJINAN ROTAN"



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. atas rahmat, karunia, serta petunjukNya sehingga penulis diberi kekuatan dan kesabaran dalam menyelesaikan penyusunan TUGAS KELOMPOK  ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga penulisan Tugas kelompok ini bisa membawa berkah dan ridho dari Allah SWT bagi kami dalam membuat makalah ini, aamiin. Pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih dengan sedalam-dalamnya kepada Ibu TITIK EFNITA, SE, BBA ( HONS ), MM. kami sebagai manusia yang selalu mendukung dengan mendoakan yang terbaik untuk tugas ini dan memberikan support financial sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, aamiin.
Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik, atas kebaikan yang diberikan pada kami. Kritik dan saran kami harapkan dari ibu dosen demi tercapainya manfaat makalah ini.

        ,    

Padang, 2 september 2016




          Kelompok 9














DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I    PENDAHULUAN
BAB II   PEMBAHASAN
          A. JENIS BISNIS : INDUSTRI KERAJINAN ROTAN
         
B. DESKRIPSI USAHA/BISNIS INDUSTRI

C. PENGHAMBAT/KENDALA USAHA

          D. KONSTRIBUSI DAN SARAN

BAB III  PENUTUP
1.      KESIMPULAN
2.      SARAN

DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia.
Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai rotan.
Jika dilihat dari seni terapan, ternyata kerajinan rotan sendiri merupakan bagian dari suatu seni yang sudah ada di Indonesia sejak lama. Dari segi ketahanan, rotan memiliki ketahanan yang cukup lama, sehihngga dapat dijadikan sebuah kerajinan yang mampu bersaing di pasar domestik dan internasional.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Malesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, kaerna orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Rotan jenis manau dan sago cukup banyak dihasilkan di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Namun, rotan mentah itu banyak dibeli perajin rotan Sumbar untuk diolah yang akhirnya dibeli lagi oleh perajin Riau.Pemerintah diharapkan membuat kebijakan yang dapat mendorong pengembangan industri mebel/kerajinan nasional sehingga industri ini dapat berkembang yang akhirnya dapat menyerap semua produk bahan baku rotan Indonesia.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa saja permasalahan pengrajin?
2.    Pengembangan sistem agribisnis kerajinan rotan?
C.  Tujuan
1.    Mengetahui permasalahan pengrajin rotan.
2.    Mengetahui bagaimana pengembangan sistem agribisnis kerajinan rotan.
3. Memberi solusi kepada pengusaha pengrajin tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN

   A.     JENIS BISNIS : INDUSTRI KERAJINAN ROTAN

   B.     DESKRIPSI USAHA/BISNIS INDUSTRI

Profil Pemilik :
1.      Nama pemilik              : Sugianto
2.      Tempat, tanggal lahir  : Padang, 01 Desember 1962
3.      Asal                             : Padang, sumatra barat
4.      Agama                         : Islam
5.      Pendidikan terakhir     : SLTA

6.      Mulai usaha                 : 1993/1994

  Sejarah Usaha :
Usaha ini dimulai dari tahun 1993/1994 oleh pak Sugianto, usaha ini merupakan usaha yang memang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga pak sugianto. Usaha ini dibuka jauh sebelum jembatan Siak III dibangun dan akses untuk menyeberangi sungai siak dengan menggunakan fery. Tak hanya itu kondisi rumbai masa itu masih bisa terbilang sepi.

  Tempat Usaha :
            Usaha ini beralamat di Rumbai pekanbaru. Disisi kiri dari jembatan siak 3

  Tenaga Kerja :
            Jumlah tenaga kerja yang diberdayakan terdiri dari 15 orang, dari 15 itu seluruhnya berjenis kelamin laki-laki Dan setiap satu orang pekerja dapat menghasilkan produk biasa dengan tingkat kesulitan kecil maksimal 4 unit/hari. Dan untuk produk dengan tigkat kesulitan besar, setiap pekerja dapat menghasilkan 1 unit/3 hari.

Untuk tenaga kerja, pemilik usaha menggunakan 3 orang tenaga kerja skill dan 12 tenaga kerja biasa. Untuk tenaga kerja skill digunakan untuk memproduksi mebel yang tingkat kesulitannya besar sedangkan tenaga kerja biasa diberdayakan untuk memproduksi produk yang tingkat kesulitannya kecil. 

Tenaga kerja yang memiliki skill didapat bukan melalui instansi khusus, melainkan tenaga kerja bisa yang gigih dan mau bila pemilik usaha melatihnya. Perektutan tenaga kerja yang dilakukan pak sugianto bukan melalui promosi dan iklan, namun melalui perekrutan kepada kerabat maupun tetangga  yang tingkat kesulitannya besar sedangkan tenaga kerja biasa diberdayakan untuk memproduksi produk yang tingkat kesulitannya kecil.

   Jenis Produksi

   Jenis produksi di Dona Rotan dilihat dari tingkat Kesulitannya.
   Mudah :
1.      Tongkat
2.      Hulahup
3.      Tudung saji
4.      Alas makan / piring

   Sedang :
1.      Bakul nasi
2.      Tempat lampu
3.      Keranjang sawit
4.      Keranjang pakaian
5.      Jemuran pakaian
6.      Pemukul kasur
7.      Pembatas
   Sulit :
1.      Mainan kuda – kudaan
2.      Ayunan bayi
3.      Kursi goyang
4.   Satu set kursi ruang tamu



 Omset Penjualan :

        Untuk omset penjualan, pemilik usaha tidak dapat memastikan seberapa banyak dia dapat menjual produknya karena keuntungan penjualan diperoleh berdasarkan pemesanan yang dilakukan konsumen secara langsung.






 Laporan Keuangan :

   Komponen biaya :
   Biaya tetap :
·        Tempat                          : Rp.500.000/bulan
·        Bunga                            : Rp. 20.000/bulan (0,1 %)
   Total pengeluaran/bulan          : Rp.520.000


   Biaya tidak tetap  :
·        Gaji Karyawan      :
-         Tingat mudah       :Rp.8.000/unit x 45 unit/bulan        = Rp.360.000
-         Tingkat sedang     :Rp.15.000/unit x 20 unit/bulan      = Rp.300.000
-         Tingkat sulit         :Rp.150.000/unit x 2 unit/bulan       = Rp.300.000
      Total pengeluaran untuk gaji karyawan                            = Rp.960.000/org

·        Bahan baku                   : Rp.250.000/kwintal x 2,5      = Rp.625.000
·        Kompresor                    : Rp. 1.450.000/unit x 1           = Rp.1.450.000
·        Mesin jahit                    : Rp.1.200.000/unit x 1            = Rp.1.200.000
·        Kuas                              : Rp.10.000/unit x 5                = Rp.50.000
·        Tiner                              : Rp.20.000/unit x 5 kaleng     = Rp.100.000
·        Cat                                 : Rp.30.000/kaleng(500 ml)x  = Rp.150.000
·        Kertas pasir                   : Rp.4.500/lembar x 90 lmbr    = Rp.405.000
·        Gergaji                          : Rp. 75.000/unit x 2                = Rp.150.000
   Total pengeluaran                                                                    = Rp.4.130.000/bulan


   Perbandingan omset penjualan industri Rotan di Rumbai

      No
          Industri
       Penjualan   
       1
       Dona Rotan
           10jt
       2   
       Firdau Rotan
           13,3 jt
       3
       Rian Rotan
           8,6 jt


  Dari tabel diatas, hasil penjualan dari 3 industri rotan tersebut berbeda. Dari yang dilihat, perabotan rotan berada pada posisi pertama untuk omset penjualan, Dona rotan yang kedua dan pelangi rotan yang ketiga.perbedaan omset ini terjadi karena beberapa kemungkinan. Yaitu :
1.     Selera dari konsumen berbeda-beda
2.     Kualitas dari produk yang dihasilkan dari masing-masing industri juga berbeda
3.     Letak industri yang kurang strategis, jika dibandingkan dengan industri rotan yang omset penjualannya besar(perabot rotan)


 
 Perlengkapan yang digunakan :

1.      Gergaji
2.      Mesin jahit
3.      Kertas pasir
4.      Paku
5.      Palu
6.      Cat pernis
7.      Cat biasa
8.   Gas






  Sumber Bahan Baku :
Sumber bahan baku 50% berasal dari Mentawai, Sumatra Barat dan 50% lagi dari Riau( lipat kain, tapung). Bahan yang berasal dari Sumbar sudah setengah jadi yaitu sudah melalui proses pabrik dan memiliki kualitas yang lebih baik dan harga nya pun lebih tinggi. Sedangkan bahan baku yang berasal dari Riau kualitasnya tidak sebaik bahan baku dari Sumatra Barat, hal ini dikarenakan bahan baku dari Riau di proses secara manual.


 
          Hasil olahan Rotan yang sudah siap dipasarkan


  C.      PENGHAMBAT/KENDALA USAHA

  Kendala yang dihadapi dalam usaha ini :
    1.      Kesulitan dalam pengontrolan karyawan karena ada beberapa jenis produk tertentu yang harus di awasi dari proses pembuatan awal sampai selesai dan karena banyak nya cabang yang dimiliki
   2.      Tanah tempat usaha ini berdiri masih milik orang lain dan saat pemilik tanah ini datang dan ingin menggunankan tanah itu maka pemilik usaha harus mencari tempat baru lagi
    3.   Teknologi yang digunakan adalah mesin yang nantimya dignakan untuk menghaluskan rotan dari hutan atau menjadikan rotan menjadi rotan dengan kualitas baik. Kendalanya adalah jika pemilik usaha menginginkan penggunaan mesin itu harus join bersama pengusaha rotan lainnya. Karena penggunaan mesin ini memerlukan modal besar dan biasa digunakan oleh usaha menengah atas. Sementara pak sugianto merupakan usaha kecil menengah.



   D.     KONSTRIBUSI DAN SARAN

1. M
emberikan pelatihan wirausaha kepada para pemilik usaha yang pada pelatihaihan tersebut untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang kerajinan rotan.
2.      Membuat cabang usaha lebih banyak agar lebih maju dari bisnis sebelumnya
3.      Mengajukan proposal kepada pemerintah untuk meminta bantuan dana agar usaha kerajinan rotan bisa berkembang dan maju.
4.      Pemerintah bisa juga memberikan alat atau kompresor untuk industri kerajinan rotan tersebut.
5.      mempromosikan ke media massa atau radio, supaya omset lebih besar.
6.      Melakukan kerja sama dengan investor asing agar lebih banyak mendapatkan modal usaha.








BAB III
PENUTUP


Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya tugas kelompok ini.
Kami selaku aggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas Pengantar Bisnis, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, pertimbangan , serta motivasi dan koreksi bagi pengusaha kerajinan rotan selanjutnya.


KESIMPULAN
              Pengusaha  terlalu fokus dengan jumlah karyawan yang ada, maka omsetnya tidak bertambah.pengusaha ini harus membuka modal yang besar, dan mempromosikan ke media massa atau radio, supaya omset lebih besar.

SARAN
              Pengusaha harus memperbanyak pemasaran ke setiap daerah-daerah, seperti iklan-iklan, radio, mengadakan pameran, dan pengusaha harus membuka ranting atau cabang tempat-tempat konsumen dan menambah beberapa karyawan.











KELOMPOK 9 :
1.     RIZA DESRI LASARI
2.     ROMI SAPUTRA
3.     SEPTIA FEKI PRANANDA
4.     SILVIA CITRA
5.     SITI RAHMAH IMAYORA
6.     SUKENDO KURNIA PRATAMA

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
     TAHUN AJARAN : 2016/2017


1 komentar:

  1. Baccarat | Enjoy Online at Real Money Baccarat
    Online 모바일 바카라 Baccarat at Real Money Baccarat Casino 2021 - Live Dealer Casino Game, Instant Win and Big Bets. Read our review now!

    BalasHapus